Obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan global yang semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita obesitas di dunia telah meningkat hampir tiga kali lipat sejak tahun 1975. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada penampilan fisik, tetapi juga meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit jantung, dan gangguan metabolik lainnya. Namun, mengapa sebenarnya obesitas bisa terjadi? Mari kita pahami bersama penyebab dan faktor risikonya. 1. Ketidakseimbangan Energi Asupan Lebih Besar dari Pengeluaran Penyebab utama obesitas adalah ketidakseimbangan energi, yaitu ketika kalori yang masuk melalui makanan dan minuman lebih besar dibandingkan dengan kalori yang dibakar oleh tubuh. Jika kelebihan energi ini berlangsung terus-menerus, maka tubuh akan menyimpannya dalam bentuk lemak. Inilah yang menyebabkan berat badan meningkat secara bertahap hingga akhirnya terjadi obesitas. 2. Pola Makan yang Tidak Sehat Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi kalori, lemak jenuh, gula, dan karbohidrat olahan sangat berkontribusi terhadap penumpukan lemak tubuh. Makanan cepat saji, minuman manis, serta camilan tinggi kalori sering kali menjadi penyebab utama. Selain itu, porsi makan yang berlebihan dan kebiasaan makan larut malam juga dapat memperburuk kondisi ini. 3. Kurangnya Aktivitas Fisik Gaya hidup modern yang serba praktis membuat banyak orang kurang bergerak. Aktivitas fisik yang rendah, seperti duduk terlalu lama di depan komputer atau menonton televisi, mengurangi pembakaran kalori harian. Padahal, olahraga teratur membantu menjaga keseimbangan energi, memperkuat otot, serta meningkatkan metabolisme tubuh. 4. Faktor Genetik dan Hormon Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami obesitas. Gen tertentu dapat memengaruhi cara tubuh menyimpan dan mendistribusikan lemak, serta mengatur rasa lapar dan kenyang. Selain itu, gangguan hormonal seperti hipotiroidisme, sindrom ovarium polikistik (PCOS), atau resistensi insulin juga dapat memicu peningkatan berat badan. 5. Faktor Psikologis dan Lingkungan Stres, kecemasan, dan depresi sering kali membuat seseorang makan secara emosional (emotional eating). Makanan tinggi gula dan lemak menjadi pelarian untuk memberikan rasa nyaman sesaat. Lingkungan juga berperan besar misalnya, akses mudah ke makanan cepat saji, kurangnya fasilitas olahraga, dan gaya hidup masyarakat yang tidak aktif. 6. Kurang Tidur Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar (ghrelin) dan kenyang (leptin). Akibatnya, seseorang menjadi lebih mudah lapar dan cenderung makan berlebihan. 7. Penggunaan Obat Tertentu Beberapa jenis obat, seperti antidepresan, kortikosteroid, dan obat diabetes tertentu, dapat meningkatkan nafsu makan atau memperlambat metabolisme, sehingga menyebabkan penambahan berat badan. Kesimpulan Obesitas bukanlah hasil dari satu faktor tunggal, melainkan kombinasi kompleks antara gaya hidup, pola makan, genetik, hormon, serta kondisi psikologis dan lingkungan. Untuk mencegah dan mengatasi obesitas, diperlukan pendekatan yang menyeluruh: menerapkan pola makan sehat, rutin beraktivitas fisik, menjaga keseimbangan mental, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Referensi https://www.alodokter.com/obesitas