Terapi frekuensi rendah kini semakin populer di dunia medis dan fisioterapi karena terbukti membantu meredakan nyeri, mempercepat pemulihan, serta meningkatkan kualitas hidup pasien secara non-invasif. Tapi pertanyaannya, siapa sebenarnya yang paling cocok menggunakan instrumen terapi frekuensi rendah ini? Apakah semua orang bisa menggunakannya? Atau hanya kondisi tertentu saja? Apa Itu Instrumen Terapi Frekuensi Rendah? Instrumen terapi frekuensi rendah adalah alat medis atau fisioterapi yang memanfaatkan arus listrik atau gelombang elektromagnetik berfrekuensi rendah (biasanya < 1000 Hz) untuk: Merangsang saraf dan otot Mengurangi nyeri Mempercepat regenerasi jaringan Mengatasi peradangan Jenis alat yang termasuk dalam terapi ini meliputi: TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) IFT (Interferential Therapy) Microcurrent Therapy PEMF (Pulsed Electromagnetic Field) Vibroacoustic Therapy LIPUS (Low-Intensity Pulsed Ultrasound) Siapa yang Paling Cocok Menggunakan Terapi Ini? Terapi frekuensi rendah sangat ideal bagi mereka yang mengalami: Nyeri punggung bawah (low back pain) Nyeri bahu atau leher akibat postur buruk Nyeri sendi akibat osteoartritis Cedera akibat olahraga TENS dan IFT sangat efektif dalam menekan sinyal nyeri ke otak dan meningkatkan kenyamanan pasien tanpa perlu konsumsi obat jangka panjang. 2. Pasien Pasca Operasi atau Cedera Setelah operasi ortopedi seperti ACL reconstruction, patah tulang, atau cedera ligamen: Microcurrent dan PEMF membantu merangsang regenerasi jaringan Mengurangi pembengkakan dan mempercepat proses penyembuhan Ini sangat berguna dalam fase awal rehabilitasi, ketika pasien belum bisa banyak bergerak secara aktif. 3. Pasien dengan Gangguan Neurologis Pasien stroke, cedera tulang belakang, atau neuropati perifer sangat terbantu dengan terapi frekuensi rendah untuk: Menstimulasi otot dan saraf yang lemah Menunda atrofi otot Meningkatkan fungsi gerak IFT dan TENS dapat membantu aktivasi motorik pada ekstremitas yang terkena dampak neurologis. 4. Pasien dengan Nyeri Kronis atau Fibromyalgia Pasien dengan nyeri menyeluruh, sulit dijelaskan secara struktural (seperti pada fibromyalgia), cenderung merespons baik terhadap: Vibroacoustic therapy untuk relaksasi TENS low frequency untuk merangsang pelepasan endorfin Terapi ini memberikan kelegaan tanpa efek samping dari obat jangka panjang. 5. Pasien Lanjut Usia (Lansia) Aman digunakan untuk meredakan nyeri akibat penuaan, radang sendi, atau degenerasi tulang. Microcurrent atau vibrasi frekuensi rendah bisa digunakan untuk membantu sirkulasi, fungsi otot ringan, dan kualitas tidur. Tentu, harus dengan pengawasan tenaga medis, mengingat lansia sering memiliki kondisi medis penyerta. 6. Pasien dengan Ketergantungan Obat Nyeri Pasien yang sudah lama menggunakan obat analgesik dan ingin beralih ke terapi non-farmakologis sangat cocok menggunakan: TENS dan PEMF sebagai terapi pengganti atau pelengkap Mengurangi risiko efek samping jangka panjang dari obat Siapa yang Tidak Disarankan? Meskipun aman, tidak semua orang cocok menggunakan terapi frekuensi rendah. Kontraindikasi umum meliputi: Pengguna alat pacu jantung (pacemaker) Wanita hamil (tergantung lokasi aplikasi) Area terapi di atas otak, jantung, atau luka terbuka Pasien dengan epilepsi aktif (untuk beberapa jenis terapi) Selalu konsultasikan dengan dokter atau fisioterapis sebelum memulai terapi. Kesimpulan Instrumen terapi frekuensi rendah cocok digunakan oleh berbagai jenis pasien dari mereka yang mengalami nyeri akut, pascaoperasi, hingga gangguan saraf dan nyeri kronis. Keunggulannya terletak pada efektivitas tinggi, efek samping minimal, dan fleksibilitas penggunaannya dalam berbagai program rehabilitasi. Referensi Johnson M.I. (2020). Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation for Pain Relief. Journal of Clinical Medicine.1. Pasien dengan Nyeri Otot dan Sendi
